cerpen remaja

Hati Merah
            Hari pertamaku, sial ..sial..sial sekali…memang aku baru disini,aku masih beradaptasi dengan lingkungan kerjaku yang baru ini,Stasiun “ Kota  Baru”,Malang sebagai wakil Kepala Stasiun ,otomatis aku harus bias mengontrol semuanya.Sialnya baru hari pertama,aku sudah flu berat karena udara disini sangat dingin yang berbeda jauh dengan Stasiun Purabaya di Surabaya tempat asal dinasku.terlebih lagi sialnya hari ini dompetku hilang saat mengawasi kelancaran jalannya bus yang berhenti dan on the way.memang hari ini adalah hari jum’at banyak sekali penumpang yang hendak pulang atau pergi ke Malang,suasananya sangat padat dan sesak sampai-sampai tak terasa dompetku lenyap.Ah…ya sudahlah ..tapi memang uang 300rb hilang sudah,untungnya KTP dan SIM kuletakkan di dalam tas kerjaku.Hari pertama sudah ada yang mengganjal di hatiku.Ceritanya…
Sekitar jam 16.00 WIB aku berjalan mengawasi keadaan stasiun  ada seorang wanita berswiter hijau muda sangat anggun,rambutnya sebahu tergurai indah,wajah dan kulitnya putih bersih.Ia duduk di bangku stasiun awalnya aku biasa saja setelah beberapa waktu lamanya ia tetap duduk padahal beberapa kereta telah terhenti,tetap diam tidak beranjak.Wanita itu juga tidak terlihat seperti menjemput seseorang. Sampai pukul 18.00 WIB dia masih tetap disitu,baru saat adzan magrib menyeru wanita itu pergi meninggalkan stasiun.

Seminggu kemudian…
Hari jum’at,
            Kini aku sudah mulai terbiasa mengendalikan keadaan stasiun ini dan seperti biasanya penumpang membludak di akhir pekan. Jam kerjaku sampai jam 19.00 WIB nanti, kulirik jam tangan masih jam 16.15 WIB .Aku berdiri dari kursi kerjaku mengeliat sejenak dan keluar dari ruang kerjaku ,ya hitung menghilangkan rasa suntuk. Menyusur  jalan menuju loket ,tak sengaja aku berpapasan dengan wanita yang seminggu lalu ku jumpai di bangku stasiun,dia berjalan dengan wajah datar.Kali ini ia memakai baju dinas guru yang dilapisi switer coklat tipis. Wanita itu bangku yang sama kemudian membuka tas coklat dan mengeluarkan sebuah buku kecil  tapi tidak dibaca hanya dibolak-balik lembar demi lembar sesekali ia melihat ponselnya.Setiap ada kereta yang  berhenti  wnita itu memandangi orang-orang yang turun,setelah semuanya turun ia menundukkan kepala dengan mengguratkan wajah kecewa,begitu seterusnya.hemmmm….jadi penasaran,kenapa dia?.
Seminggu berlalu…
Jum’at selanjutnya..
            Susana kota pagi ini terasa sedikit redup maklum langit diselimuti mendung.Aku menikmati perjalananku pagi ini menuju stasiun.Setelah tiba di tempat parkir segera kulepas jaket  dan helm,berjalan menuju ruang pos pusat stasiun. Suasana yang ramah pegawai disini sungguh penuh kehangatan dan keramahan.Kupandangi kerumunan orang yang sedang mengantri di loket. Seklebat pikiranku mengigat wanita muda yang selalu kesini setiap akhir pekan apakah hari ini dia akan dating ke stasiun lagi ? sebenarnya apa yang dilakukan ah sudahlah…bukan urusanku. Seusai menunaikan ibadah shalat jum’at aku kembali ke pos pusat stasiun untuk melanjutkan pekerjaan.Tak terasa seruan adzan ashar  telah berlalu satu jam yang lalu sekaranng sudah jam 16.05 aku segera beranjak menuju mushalla, setelah selesai shalat pikiranku fresh rasanya,tiba-tiba hujan turun meskipun tidak terlalu lebat tetap mempengaruhi udara sehingga suhu lebih rendah. dingin.
            Pak mo penjaga loket memanggilku minta dibantu untuk mengangkat meja kerjanya,hei..aku melihatnya lagi,ya wanita itu…ia duduk di bangku yang sama seperti biasanya  hatiku semaki heran bercampur penasaran sudah tiga minggu berturut-turut setiap jum’at dia selalu di sana. Dia tidak akan naik kereta, dia juga tidak menjemput atau menunggu seseorang , ataukah dia sedang berjualan ah malah tidak mungkin.
            Akhirnya aku bertanya pada pak ilham petugas keamanan stasiun yang sudah lama bekerja disini Hampir delapan tahun mungkin. Sudah ku anggap seperti pakde ku sendiri.Dari keterangan pak Ilham aku tahu mengapa wanita itu selalu kesini setiap akhir pekan karena pernah suatu kali pak Ilham berbincang-bincang dengannya,malahan sekarang sudah akrab.
            Namanya Anjani seorang guru Taman Kanak-Kanak (TK). Umurnya sekitar 24 tahun.Anjani juga menceritakan apa penyebab yang membuat dirinya selalu ke stasiun setiap akhir pekan .
2 tahun yang lalu …
            Anjani mengantarkan kekasihnya ke stasiun ini untuk pergi melaksanakan tugas dinas ke jawa Barat, kekasihnya adalah seorang ABRI. Kekasihnya mengatakan bahwa tiga minggu lagi tepatnya akhir pekan ia akan pulang dan Anjani berjanji akan menunggu untuk menjemputnya pada akhir pekan depan.Tiga minggu telah berlalu Anjani menepat janjinya datang ke stasiun, namun setiap kereta yang berhenti tidak kunjung menurunkan kekasihnya. Anjani menunggu smpai pukul 19.00 WIB. Malam. Pak ilham melihat Anjani keluar dari stasiunsambil menangis. Kekasihnya tak pulang. Sampai saat ini. Tak ada kabar lagi. Tapi cinta Anjani begitu kuat, ia sangat setia tak lelah menanti kedatangan kekasihnya itu sampai saat ini…sudah 2 tahun, setiap akhir pekan dia tetap kesini duduk di bangku yang sama tetap menunggu. Setelah mendengar cerita pak Ilham aku melihat ke arah bangku stasiun dia membaca buku dan  rambutnya sedikit tergerak angi, hatiku berkata “Marvellous” di hatinya terlukis cinta yang hebat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori-Teori Asaz Religi

Teori Evolusi Kebudayaan Part I

Pendekatan Studi Media & Antropologi Media