cerpen remaja

                                                                     AKU SALAH
Mata sipit itu mulai terbuka secara perlahan, beberapa detik lamanya mata Adit memandang genting merah kusam kamarnya, sebuah teriakan melengking memanggil namanya berkali-kali.
“Dit… cepat bangun, jejaka kok jam segini masih belum njembul. Jangan jadi belekok! Cepat bangun dit ! bantu emak bersihin kandang”.
Suara itu bagai knalpot motor bebek keluaran tahun 75-an yang tersumbat lumpur sawah.
“hemm, dasar emak baru juga jam lima pagi” gerutu Adit sambil melangkah menuju sumur di belakang rumah untuk cuci muka dan gosok gigi, setelah ia rasa cukup tanpa melepas sarung dipundaknya ia langsung mengambil sapu lidi untuk membantu emak membersihkan kandang ayam peninggalan bapaknya.
“sungguh kegiatan yang masih tradisional dan original” gumamnya dalam hati. Memang disiklus modernisasi yang sudah sampai tahap tinggal landas ini kehidupan adit di desa masih dalam tahap beternak dan bertani. Seperti namanya pula ADITYAWARMAN,  masih sangat original. Nama yang identik digunakan orang-orang pada zaman kerajaan dahulu, tapi karena nama itulah dirinya sering berbesar hati sendiri karena nama itu adalah nama seorang patih Majapahit yang juga merupakan teman dari patih Gajah Mada.
Wajah coklat remaja 16 tahun itu terlihat berseri-seri di depan cermin al mari yang berbunyi kreteeek saat dibuka, Adit cukup senang hari ini karena  ada dua jam kosong pelajaran Fisika ia tahu dari grup rempong di kelasnya kemarin.
Tanpa sarapan Adit mencium tangan keriput emaknyayang bau bawang  lalu segera bergegas memanasi motor bebek keluaran 2003 peninggalan bapaknya yang telah tujuh tahun merantau di negei seberang tanpa kabar sampai sekarang.
“aduh dit… nasi sisa kemarin dimakan tikus ”
“makanya mak Adit gak sarapan”
“ya …begini gara-gara bapakmu yang minggat gak jelas itu, hidup kita jadi susah minta ampun. Beras satu kilo aja baru bisa beli kalau kerja pagi-sore dua hari. Belum lagi kebutuhan yang lain mana utang di warungnya mbak mi belum lunas, ini gula pasir udah mau habis dan yang lebih emak kesel guru kamu itu juga gak pegertian sama emak ditagih terus kemarin udah bayar buku, ee.. sekarang nagih lagi buat bayar SPP.
Greng…Adit melaju tanpa dosa dan tanpa merespon keluhan emaknya yang tiada habis setiap harinya meski ia tahu sepulah sekolah nanti ppasti dirinya akan dimarahi emaknya karena tidak sopan meninggalkan orang tua yan sedang berbicara. Adit sudah hafal betul dengan prilaku emaknya yang selau mengeluhkan hidupnya yang ia anggap paling menderita,naas dan menyedihkan di dunia. Adit  menganggap bahwa keluhan emaknya adalah lagu wajib harian hanya itu tidak lebih, jadi ia tak perlu mempersoalkan keluhan-keluhan itu toh jika ia berusaha untuk berkata bijak emaknya tetap akan mengeluh.
Sampai di sekolah pukul 06:50
Adi masuk ke dalam kelasnya seperti biasanya tanpa ekspresi , padahal pagi itu teman-temannya sedang riuh mengerjakan PR matematika dan bahasa Inggris ia hanya berkata pada Rina teman yang duduk di depannya.
‘’ada PR ya rin?’’
“Iya ada banyak banget lho dit, aku aja ngerjain sampai jam sepuluh malam”
‘’oh..ya uda aku pinjam’’.kata dater Adit sambil menyabet buku yang di pegang Rina.
Dalam hati Rina “what!! Cuma gitu” .
Saat-saat yang ditunggupun tiba dua  jam kosong mata pelajaran Fisika. Adit mulai meletakkan kepalanya  sambil mendengarkan mp3 milik Wawan teman sebangkunya matanya mulai mengedarkan pandangan ke seisi kelas opera dimulai..
Terlihat  si Ajeng dan tiga temannya mulai mengeluarkan alat kecantikan dan kosmetik, si Ajeng dan kawan-kawannya sini memang sangat  fashionable dan jagonya dandan bahkan mereka menamai kelompoknya dengan sebutan d’canTika. si Ramon yang dijuluki Robert Pattison dari Angola karena rambutnya yang mohak dan kulitnya hitam bersama dua orang temannya baru saja keluar mungkin mereka akan ke kantin atau malah ke kamar mandi untuk merokok, sedangkan di bangku deretan tengah ada Lola,Siti,Handa,wati dan Ina yang sudah memulai obrolan gosip-gosip hangat seputar peristiwa di sekolah mereka memang mereka itu para ahli rempong  dan tak ketinggalan para teman laki-laki Adit pun sama bisingnya membicarakan pertandingan bola tadi malam mungikin dari sekian banyak temannya ada dua anak yang terlihat melakukan hal penting yaitu  si smarter kelas Fifi dan yoyok yang duduk di bangku pojok depan dengan memandangi buku mereka masing-masing, Fifi gadis lembut yang baik hati Adit pun sering di bantu dalam mengerjakan tugas pernah di suatu pagi yang berawan hitam dengan hujan yang lumayan lebat Adit tiba di sekolah dengan baju basah setelah sampai di kelas ia mengeluarkan seluruh isi tas wajahnya mulai panik, isi tasnya menjadi dingin semua karena air hujan termasuk tugas proposal bahasa Indonesia yang susah-susah ia kerjakan malam hari apalagi Bu Estu guru bahasa Indonesia sangat cerewet dan kontroversial untung ada Fifi yang mempunyai dua proposal dan tanpameminta  imbalan apa-apa ia memberikan satu untuk Adit . Setelah melihat tingkah laku kawan-kawanya Adit berfikir “Apakah yang mereka semua  lakukan itu, terlalu ekspresif dan membuang tenaga”  dan semenit kemudian ia sudah terlelap di tengah riuhnya kelas.
Suatu hari di bulan Februari.
Tradisinya para remaja terutama anak SMA kalau dibulan ini mereka khaskan untuk hari kasih sayang, salah satu bentuk westernisasi ini selau mereka andalkan untuk membuat moment pada pacar, gebetan atapun taksiran masing-masing.
Bel pulang sekolah telah berbunyi lima belas menit yang lalu.
“siang dit!” sapa seorang gadis kepada Adit yan hendak memutar motornya
“siang Fi!”
“besok hari valentine lho, semoga orang-orang tersayang kamu selalu ada di sampingmu ya” kata Fifi lembut.
“oh iya, makasih. Aku duluan ya!”. Adit berlalu meninggalkan tempat parkir. Fifi hanya tercengang, belum sempat ia berikan bingkisan yang sedari tadi ada di balik punggungnya kelihatanya perasaan Fifi mulai perih.
Keesokan harinya
Tepat tanggal 14 februari suasana kelas Adit begitu berbeda jika biasanya semarak saat ini mungkin bisa dibilang semarak kuadrat karena teman-temannya meributkan acara dan hadiah-hadiah yang mereka dapatkan dari seseorang ada juga si rempong yang sibuk menggemborkan valentine dengan membagikan permen coklat berbentuk segi lima ke setiap anak laki-laki yang belum punya pasangan termasuk Adit, tapi hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Adit  ia tak pernah memperdulikan mereka. Adit ingat dirinya ingin meminjam buku paket Kimia Fifi yang sangat lengkap, ia mendatangi bangku Fifi.
“Fifi boleh pinjam buku paket Kimia?” kata Adit datar. Fifi mendongakkan kepalanya, lalu berlalu pergi ke luar kelas. Kini Adit yang heran, kenapa Fifi begitu beda dari biasanya yang sangat ramah ia bergegas mengejar Fifi.
“Fi…pinjam bukunya?” katanya sedikit keras pada Fifi yang ada di depannya.
“o..ternyata kamu butuh orang lain juga ya?” kata Fifi sengit. Alis Adit mengernyit.
“kamu kenapa fi? Kok gitu”.
“gak enak ya dikacangin itu, makanya jadi orang itu jangan apatis!” ucap Fifi pedas kepada Adit, ia membalikkan badanya dan pergi bagitu saja. Adit tertunduk, ya.. aku memang sering mengacuhkan orang lain. Aku salah.



25-12-2011
Didampingi alunan percik hujan                                                  
   AIK Mj

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori-Teori Asaz Religi

Teori Evolusi Kebudayaan Part I

Pendekatan Studi Media & Antropologi Media